Coca cola perusahaan raksasa dunia yang memproduksi minuman
berkarbonasi dengan jutaan karyawan, penghasilannya 169 miliar dollar pertahun,
mereknya dihargai $ US 69,6 miliar
diatas para kampium yang bisnisnya “lebih bergengsi” seperti Microsoft ($ US 64,1 miliar), IBM ($ US 51,2 milliar), GE ($ US 41,3 miliar), Intel ($ US 30,9 miliar), Nokia ($ US 30,0 miliar), Disney ($ US 29,3 miliar), dan Mercedez Benz ($ US 21,0 miliar).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixOXu3UbMwJ0Tro7_M6axqhsBXu7RxfJQgU0WDTP3VWLssXqVD9YpHxCNuad2PU73gcB7OkeHbvSi-ISxCgOpqbFKVVGn9jamHUAX1OLueAbnMQ7F67q6GUhwTQ80aINub5RjX23s18BLn/s200/ide.jpg)
Kewirausahaan, adalah “jagad ide”
yang akan mati saat ide sudah hilang tergantikan dengan rutinitas mekanistik.
Rutinitas itu, sering terjadi sebagai dampak psikologi dunia formal. Ya,
tegasnya: Pendidikan formal. Korban-korbannya begitu banyak.
Mereka bersekolah, tapi kebingungan dalam menyusun kemauannya sendiri.
Berbondong-bondong, mengekori sebuah tujuan tertentu, membuat sebuah peluang
kerja kian sempit lantaran persaingan amat ketat.
Padahal, segudang fakta menunjukkan,
mereka yang “lepas dari belenggu
persekolahan dan penjara pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaaan dalam dirinya.
persekolahan dan penjara pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaaan dalam dirinya.
Lihat saja, Primagama, bimbingan
belajar milik Purdi Chandra, yang drop out dari Universitas termuka, Gajah
Mada. Kini menjadi satu-satunya bimbingan belajar yang masuk Museum Rekor
Indonesia (MURI) memiliki 297 cabang tersebar di 122 kota di Indonesia dengan
107.334 siswa dengan penghasilan tahunan berkisar 300 miliar (data tahun 2003)
0 komentar:
Posting Komentar