IMAGE-1 IMAGE-2 IMAGE-3 IMAGE-4 IMAGE-5

Senin, 13 Februari 2012

Harga Sebuah Ide? Berapakah harga sebuah ide?


Coca cola perusahaan  raksasa dunia yang memproduksi minuman berkarbonasi dengan jutaan karyawan, penghasilannya 169 miliar dollar pertahun, mereknya dihargai $ US 69,6 miliar  diatas para kampium yang bisnisnya “lebih bergengsi” seperti Microsoft ($ US 64,1 miliar), IBM ($ US 51,2 milliar), GE ($ US 41,3 miliar), Intel ($ US 30,9 miliar), Nokia ($ US 30,0 miliar), Disney ($ US 29,3 miliar), dan Mercedez Benz ($ US 21,0 miliar).

            Pembaca, ide itu mahal. Sering nilainya unlimited. Kalau pun terpaksa harus muncul sebuah angka nominal tertentu untuk harga sebuah ide, lebih karena kepentingan praktis, transaksi atas itu harus berlangsung.  Sejatinya, ide sendiri, susah diukur nilainya. Ia bergerak, member pengaruh terhadap banyak hal, menciptakan banyak situasi-situasi baru.
            Kewirausahaan, adalah “jagad ide” yang akan mati saat ide sudah hilang tergantikan dengan rutinitas mekanistik. Rutinitas itu, sering terjadi sebagai dampak psikologi dunia formal. Ya, tegasnya:  Pendidikan  formal. Korban-korbannya begitu banyak. Mereka bersekolah, tapi kebingungan dalam menyusun kemauannya sendiri. Berbondong-bondong, mengekori sebuah tujuan tertentu, membuat sebuah peluang kerja kian sempit lantaran persaingan amat ketat.
Padahal, segudang fakta menunjukkan, mereka yang “lepas dari belenggu
persekolahan dan penjara pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaaan dalam dirinya.
            Lihat saja, Primagama, bimbingan belajar milik Purdi Chandra, yang drop out dari Universitas termuka, Gajah Mada. Kini menjadi satu-satunya bimbingan belajar yang masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) memiliki 297 cabang tersebar di 122 kota di Indonesia dengan 107.334 siswa dengan penghasilan tahunan berkisar 300 miliar (data tahun 2003)



0 komentar:

Posting Komentar